Friday, June 6, 2014

Ini Sektor Bisnis yang Bakal Berkembang di JL.TB Simatupang!

Setelah perkantoran, bisnis lain yang bakal cemerlang di masa mendatang di koridor TB Simatupang, Jakarta Selatan, adalah apartemen, dan perhotelan. Hal tersebut terindikasi oleh banyaknya jumlah karyawan berbagai level menghuni ruang-ruang perkantoran di sepanjang koridor ini.

Berdasarkan catatan Colliers International Indonesia, hingga 2017 mendatang akan lebih banyak lagi angkatan kerja yang mendiami gedung kantor baru di kawasan itu.

Pasalnya, pasokan ruang kantor baru yang akan masuk pasar dalam tiga tahun ke depan akan seluas 236.128 meter persegi. Dari luas gedung tersebut, 60 persennya sudah mendapat konfirmasi dari penyewa gedung yang notabene memiliki karyawan dalam jumlah tertentu.

Berdasarkan analisa Colliers, jika rasio penghuni terhadap luas ruang atau satu karyawan membutuhkan ruang seluas 10 meter persegi, maka akan terdapat 23.612 karyawan baru bekerja di sini. Belum lagi perkantoran eksisting yang
mencapai luas bangunan sekitar  2 juta meter persegi, maka total penghuni perkantoran di koridor Simatupang sebanyak 223.612 karyawan.

"Ini pasar yang sangat besar untuk pengembang membangun apartemen dan perhotelan. Terlebih saat ini, apartemen di Simatupang yang sedang dikembangkan baru ada dua yakni Izzara dan TBS Residence, jumlah yang sama juga terjadi pada sektor perhotelan," ujar Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Sementara itu, apartemen eksisting hanya sebanyak 4.000 unit strata dan sewa. Harga sewa saat ini dibanderol sekitar 14,1 dollar AS, dan harga jual dipatok Rp 11 juta per meter persegi.

Sebaliknya, untuk apartemen strata baru seperti tersebut di atas, yakni TBS Residence dan Izzara Apartment menembus level Rp 30 juta per meter persegi.

Selain apartemen dan hotel, lanjut Ferry, bisnis lain yang punya kans besar untuk berkembang adalah  ritel.
Ruang ritel yang ada yakni Cilandak Town Square sudah terlalu padat dengan tingkat okupansi 100 persen dan harga sewa mencapai Rp 150.000-Rp 300.000 per meter persegi.

Kinerja kinclong lainnya juga diperlihatkan Bintaro Xchange. Berada di mulut tol Jakarta Outer Ring Road, pusat belanja yang dikembangkan PT Jaya Real Property Tbk., itu sudah terserap 27.000 meter persegi dari total 45.000 meter persegi area sewa.

sumber: kompas.com
Penulis: Hilda B Alexander

Setelah Perkantoran, JL. TB Simatupang Jakarta Selatan Dilanda Gelombang Hotel dan Apartemen

Dari sekian kawasan yang terhubung dengan jalur lingkar ( ring road ) Jakarta, koridor TB Simatupang tampil sebagai yang terdepan dan mewujud sebagai kawasan komersial dengan perkembangan paling pesat.

Mencermati kondisi aktual, kawasan ini merupakan kontributor utama ruang perkantoran di Jakarta Selatan dengan menguasai porsi pasokan sebesar 47 persen. Lima dari enam gedung perkantoran baru di luar pusat bisnis (CBD Jakarta) yang beroperasi pada 2013 berada di Simatupang.
Meskipun tidak bisa dibilang baru, beberapa gedung perkantoran di koridor ini masuk pasar secara berurutan.

Sebut saja Alamnda Tower and Oleos 2 pada 2Q 2013, diikuti Beltway Office Tower 3 pada 3Q 2013. Setelah itu, dua gedung perkantoran di sisi selatan, seperti Talavera Suite dan The CEO, menambah 22.195 meter persegi pasokan baru pada akhir tahun.

Menurut data Colliers International Indonesia, sepanjang tahun lalu, kawasan Simatupang memasok perkantoran seluas total 68.976 meter persegi sehingga pasokan kumulatif menjadi  497.806 meter persegi, atau 22 persen dari total pasokan di luar area CBD.
Bagaimana dengan tahun ini? Proyeksi pertumbuhan ruang kantor baru tahun ini sebanyak 263.415 meter persegi, jauh
melebihi pasokan tahun pada kurun 1990 ketika pengembang baru melirik kawasan ini, yakni hanya 100.000 meter persegi.

CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, punya pendapat menarik. Menurutnya, setelah perkantoran yang
terus bertambah hingga beberapa tahun ke depan, jalur Simatupang dan kawasan sekitarnya akan dipenuhi oleh apartemen dan perhotelan.

"Simatupang adalah distrik bisnis yang melahirkan gelombang kebutuhan baru seperti apartemen dan kemudian hotel. Tak mengherankan jika setelah euforia
perkantoran, tren yang bakal mencuat tahun ini dan masa depan adalah apartemen dan perhotelan," ujar Hendra,
Rabu (26/2/2014).

Banyaknya gedung-gedung perkantoran yang beroperasi nanti membuat peluang bisnis apartemen dan serviced residence di kawasan ini menjadi menarik dan sangat menjanjikan. Harga jual properti di sini terus mengalami lonjakan signifikan sekitar 20-30 persen per tahun.

Salah satu pengembang yang sudah merealisasikan pembangunan apartemen dan apartemen servis adalah Bahama Group.

Mereka menginvestasikan dana senilai Rp 380 miliar guna membangun Pejaten Park Residence  & The Alana Pejaten.
Apartemen ini ditawarkan kepada publik dengan harga perdana Rp 22 juta/m2 dengan varian tipikal unit mulai dari
39 m2–125 m2. Pembangunan Pejaten Park Residence & The Alana Pejaten dijadwalkan selesai dan beroperasi pada
awal 2016 mendatang.

Mereka mengembangkan Pejaten Park Residence & The Alana Pejaten sebagai hunian yang mengakomodasi
kebutuhan para profesional kantoran dengan level manajer.
Mereka bekerja di perusahaan- perusahaan multinasional dan memiliki home ownership program.

Selain Bahama, PT Grage Trimitra Usaha juga menggarap wilayah ini. Mereka tengah mengerjakan pembangunan apartemen The Izzara.
Menyusul kemudian One Otium yang
dikembangkan PT Radinka. Apartemen ini menyasar kalangan atas karena menawarkan unit-unit dengan harga terendah Rp 5 miliar.

Sementara untuk properti perhotelan, telah berdiri Mercure Jakarta Hotel Simatupang dan tengah dikerjakan Aston Priority Simatupang. Jumlah hotel ini kelak bertambah, saat PT Sumber Mesin Raya memulai konstruksi hotel setelah
pembangunan perkantoran Tower 1, 2, dan 3 rampung di area proyek multifungsi The Manhattan Square.

sumber: Kompas.com Mei 2014
Penulis: Hilda B Alexander